Angkat Tema Kearifan Lokal, HUT Luwu Utara Bernuansa Kepedulian dan Saling Menguatkan

oleh -

KABARTA.ID Luwu Utara – Kabupaten Luwu Utara akan memasuki usianya yang ke-23 tahun, tepat pada Rabu 27 April 2022 besok. Rangkaian kegiatan HUT juga dilaksanakan secara sederhana.

Yang menarik, tema Hari Ulang Tahun (HUT) XXIII Kabupaten Luwu Utara ini mengangkat tema kearifan lokal dengan menggunakan frasa lokal khas daerah Tana Luwu, yaitu “Sikarai Siporai”.

Tema ini mendapat beragam tanggapan dari berbagai pihak. Ada yang setuju, ada pula yang kurang setuju. Bahkan ada yang sekadar mempertanyakan apa makna dari tema tersebut.

Tema “Sikarai Siporai” memang menarik dan unik untuk diulik, karena memiliki beragam makna tetapi pada prinsipnya tetap identik.

Baca Juga:  Asisten III Eka Rusli Pimpin Monev Penerapan PPKM Level 3 di Sabbang

Ketua Panitia HUT Ke-23 Luwu Utara, H. Aspar, menyebutkan, ada tiga poin besar dalam tema HUT Luwu Utara kali ini, yaitu pemulihan ekonomi, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Tema “Sikarai Siporai”, kata dia, sudah mewakili ketiga hal tadi.

“Tema ini pendekatannya adalah kearifan lokal yang penuh nuansa budaya, karakter, dan sifat karena yang mau kita benahi adalah Luwu Utara pascabencana, termasuk bencana pandemi COVID-19,” jelas Aspar.

Dikatakanya, bencana banjir bandang dan pandemi telah memorak-porandakan sendi-sendi kehidupan, utamanya sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

Untuk itu, kata dia, masyarakat wajib bangkit dengan cara membangun kerjasama, kepedulian antarsesama, saling menguatkan, dan saling menyayangi.

“Sikarai itu peduli, saling menguatkan, saling membantu, kolaboratif, serta bahu-membahu membangun kebersamaan,” jelas Aspar.

Baca Juga:  Luwu Utara Jadi Pilot Project Program Kerja UNICEF Indonesia Bersama Jenewa Madani

Sementara Siporai, lanjut dia, lebih kepada bagaimana mengajak masyarakat untuk saling menyayangi, saling menjaga kedamaian, dan mengajak masyarakat untuk tidak saling membenci satu sama lain.

“Nah, melalui tema lokal ini, harapan kita semua bahwa masyarakat Luwu Utara itu punya karakter dan sifat saling peduli, saling menyayangi, dan tidak saling membenci,” imbuhnya.

“Cinta itu kan melebihi segala-galanya. Kita ingin meluluhkan kekerasan dengan cinta dan kasih sayang. Kita mengangkat kearifan lokal harapannya seperti itu. Kata-kata itu kan simbol. Nah, ini yang mau kita angkat karena memang tantangannya berat, tapi Alhamdulillah, kita bisa melewatinya bersama,” sambungnya.

Terkait logo HUT ke-23 Luwu Utara, Aspar menjelaskan bahwa logo tersebut menggunakan huruf lontara yang dipadukan dengan motif batik Rongkong.

Baca Juga:  Melalui Program Kotaku, H Muh Aras Bawa Aspirasi Senilai Rp 1 Miliar di Watampone

“Huruf ini kita ambil dari huruf Lontara yang dipadukan dengan motif Batik Rongkong. Sementara warna kuning bermakna perdamaian, cemerlang dalam prestasi,” terangnya.

“Sementara warna hijau itu bermakna keunggulan potensi sumber daya alam yang konek dengan tema RKPD 2022, yaitu pemulihan ekonomi, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Jadi, baik logo dan tema sesuai dengan tema RKPD 2022,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.